Mbah, Bagaimana kriteria guru sejati yang dapat kita jadikan rujukan sanad keilmuan? Mohon petunjuknya ...
Sahabat pembaca Saklarjiwa yang beriman; ketahuilah bahwa para Ulama' terdahulu Berpesan :
" إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم "
"Sesungguhnya ilmu agama adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah dari siapa engkau mengambil agamamu". Demikian nasihat salah seorang ulama' salaf, Imam Ibnu Sirin, seorang ulama' terkemuka di kalangan generasi tabi'in.
Berikut ini adalah sebagian tips singkat bagaimana memilih seorang guru/murabbi/kiai/ustadz-ustadzah yang benar; lurus aqidah & ajarannya yang layak kita timba & ambil pokok-pokok ilmu agama darinya. Di antara kriteria tersebut adalah:
1. Beraqidah Ahlussunnah wal Jama'ah.
Ciri-cirinya: Meyakini Allâh berbeda dengan makhluk, Allâh tidak dapat dibayangkan, tidak menempati tempat dan arah, Maha suci dari ukuran dan bentuk; meyakini Allâh Pencipta segala sesuatu; meyakini Muhammad bin Abdillâh adalah Nabi dan Rasul yang terakhir; tidak mengkafirkan pelaku dosa besar, selama ia tidak meyakini kehalalannya; tidak membid'ah dhalalahkan perayaan maulid nabi; membolehkan ziarah ke makam para wali; membolehkan tabarruk dan tawassul; meyakini kekekalan surga dan neraka; dan lain sebagainya.
2. Memiliki sanad keilmuan yang bersambung sampai Rasulullâh.
Ciri-cirinya: Ia memiliki guru, gurunya punya guru, dan begitu seterusnya; ia tidak belajar kepada google, internet dan medsos; ia tidak belajar ilmu agama secara otodidak tanpa bimbingan seorang guru.
3. Rabbâni.
Ciri-cirinya: Mengajarkan ilmu agama yang ringkas sebelum yang luas; mengajarkan kitab-kitab yang ringkas terlebih dahulu lalu menengah kemudian disusul setelahnya tingkat lanjut; mengajarkan ilmu agama setahap demi setahap.
4. Tidak berfatwa tanpa ilmu.
Ciri-cirinya: Tidak gengsi mengatakan "saya tidak tahu; LAA ADRII" ketika ditanya mengenai ilmu agama yang tidak ia ketahui.
5. Mukhlish (mengajarkan ilmu agama semata-mata bertujuan mengharap ridha Allâh, bukan untuk kepentingan duniawi/gaji/bisaroh).
Ciri-cirinya: Tidak meminta-minta imbalan ketika mengajar untuk kepentingan pribadinya; tidak mematok tarif ketika berceramah, atau semacamnya.
5. Tegas pada tempatnya dan lembut pada tempatnya.
Ciri-cirinya: Bersikap tegas dalam masalah prinsip-prinsip aqidah atau hukum yang telah disepakati para ulama, jika ada orang yang menyalahinya. bersikap lunak, lembut dan toleran terhadap orang-orang yang berbeda pendapat dengannya dalam masalah-masalah yang diperselisihkan di kalangan para ulama.
6. Rendah hati (tawadhu') dan tidak sombong.
Ciri-cirinya: Mau menerima kebenaran, meskipun disampaikan oleh orang yang lebih muda usianya, atau lebih sedikit ilmunya; tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling banyak ilmunya, menganggap paling 'alim di antara yang lain ; mau mendengarkan masukan, kritikan dan menerima dengan lapang dada, mau dikoreksi kesalahannya, walaupun di hadapan publik; bersedia untuk bekerja sama dengan siapapun atau diperintah oleh siapapun, untuk kemashlahatan dakwah dan agama (memiliki sikap hati).```
" علم الدين هو حياة الإسلام "
ILMU AGAMA ADALAH HIDUPNYA ISLAM
Semoga memberi manfaat, dan jadi perbekalan terbaik di akhirat.
Lihat : Sanad Mbah Kholil