Sahabat saklarjiwa rohimakumullah; Tiap tiap satu amal ibadah, apakah itu berupa perintah atau larangan Allah, memiliki hubungan atau keterkaitan satu dengan yang lain sebagai satu bagian.
walau pun dari segi fadhilah (keutamaan) dan balasan memiliki ganjaran pahala sendiri sendiri.
Tetapi dari seluruh ibadah itu, ada satu ibadah yang menjadi " tolak ukur atau standard aturan " bagi Allah sebagai syarat agar ibadah-ibadah yang lain bisa di akui & di terima.
Ibadah tersebut merupakan ibadah kunci, apabila ibadah kunci atau penentu ini tidak ada atau ia nya tidak di jaga sehingga menyebab kan ia nya di tolak, maka ibadah-ibadah lain nya bisa menjadi sia sia.
Apabila hubungan antara ibadah-ibadah tersebut di gambar kan sebagai hubungan antara anggota-anggota tubuh pada badan Manusia, maka ibadah kunci tersebut kedudukan nya bagaikan Kepala pada badan manusia.
Walau pun seorang manusia tidak memiliki satu di antara anggota tubuh nya seperti tangan, misal nya.
Orang tersebut akan tetap di anggap atau di sebut sebagai " manusia " , yaitu sebagai manusia yang cacat. Begitu juga bila tidak memiliki kaki, mata dan sebagainya, tetap di anggap manusia, tetapi dengan julukan si pincang, si buta, si tuli, si botak dll.
Tetapi bagaimana bila seseorang itu tidak punya kepala, leher ke atas putus? maka ia tidak akan di anggap sebagai manusia, tapi mayat atau hantu kalau ia bisa berjalan, dan orang-orang akan pada lari ketakutan bila bertemu.
Apabila hubungan antara ibadah-ibadah tersebut di gambarkan sebagaimana hubungan antara gerbong gerbong sebuah Kereta api, maka ibadah kunci tersebut kedudukan nya bagaikan Lokomotif nya.
Walau pun kereta api tidak memiliki satu di antara gerbong nya, seperti gerbong barang, misal nya.
Kereta api tetap bisa berfungsi dan berjalan sampai ke tujuan.
Bahkan kalau pun seluruh gerbong tidak ada atau rusak, kereta api tetap masih dapat berjalan sampai ke tujuan selama masih ada lokomotif nya.
Tetapi apabila yg nama nya lokomotif tidak ada atau rusak, maka gerbong gerbong yang lain tidak akan bisa berjalan sendiri untuk sampai ke tujuan.
Secantik atau se mewah apa pun seluruh gerbong, apabila kereta api tidak dilengkapi degan lokomotif maka tidak akan ada penumpang yang mau naik.
Begitulah posisi atau kedudukan "ibadah kunci" itu dibandingkan degan ibadah-ibadah lain nya.
Ini adalah kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya, sehingga dengan satu ibadah saja bisa menyebab kan ibadah-ibadah lain nya diterima, walau pun belum sempurna,..... dan ibadah penentu itu nama nya adalah SHOLAT.
Sholat adalah amal ibadah yang pertama sekali akan di periksa atau di hisab dari pada amal amal yang lain.
Apabila sholat nya baik, maka maka seluruh ibadah-ibadah lain seperti, puasa, zakat, sedekah, haji, baca Al qur'an, zikir dan sebagainya akan di anggap baik & diterima. Tetapi apabila amalan sholat nya rusak & di tolak, maka amal amal lain nya juga akan turut di tolak.
Sayyidina Uman bin khattab Ra. juga berkata,
bahwa perkara yang beliau pandang sangat penting dalam agama adalah perkara sholat.
Apabila seseorang menjaga sholat nya maka ia akan menjaga amalan amalan lain nya.
Tetapi apabila ia menyia-nyiakan sholat nya maka ia akan menyia-nyiakan amalan amalan lain nya.
Walau pun seseorang itu tidak hebat dalamm puasa,
tidak ahli dalamm zikir, tidak rajin dalam bersedekah,
tidak pandai dalam membaca Al qur'an, Tetapi pabila ia menjaga sholat, maka ia akan memiliki jaminan simpanan dan kekayaan di dunia & akhirat.
Lalu apalagi yang mau di tunggu dalam kehidupan ini, bila seseorang selalu menunda nunda untuk sholat,
Kalau menunggu usia tua, banyak orang sudah berusia tua, tapi tidak di karuniai Allah degan kekuatan untuk sholat,
Kalau menunggu kaya, banyak orang yang sudah kaya, tapi tidak juga sholat,
Kalau menunggu sukses, banyak orang yang sudah sukses, tapi tidak mau sholat.
Kalau kita belum kuat dan belum bisa istiqomah untuk mengerjakan sholat, maka belajar lah, bergaul dan selalu dekat dengan saudara saudara kita yang senantiasa mengajak & mengingat kan kita dalam hal ibadah sholat.