Download Aplikasi SantriLampung.
  • Bertaqwalah! sebab kita tidak tahu akan hidup sampai esok atau tidak.
    - Sauqi
  • Tafakurlah! temukan bekal untuk dibawa mati, kehidupan setelah mati Lama sekali.
    - Gusmuluk
  • Hisablah dirimu, Sebelum dihisab oleh Allah Taala. Hitung dosamu, bayangkan siksamu.
    - Hadits
  • Mati bukan untuk ditakuti tapi untuk disiapi, disikapi dengan ketaatan.
    - Mbah kholil
  • Dunia hanya beberapa saat, tidak terasa, tinggalkan kenangan yang baik.
    - saklarjiwa
JALAN KE SYURGA

You may want to read this post:

Manusia Mulia itu bernama Muhammad

Sahabat SaklarJiwa yang beriman; Tidak diragukan lagi bahwa semua orang Muslim harus berperilaku sesuai dengan perilaku yang dicontohkan oleh Muhammad Rasulullah saw. Masalahnya adalah, mungkinkah kita dapat meneladani seluruh sikap hidup beliau? Seringkali orang gagal meneladaninya dengan excuse bahwa dirinya hanyalah manusia biasa sedangkan Muhammad adalah seorang nabi. Apakah benar lantaran Muhammad itu seorang nabi yang paling mulia, lantas kita tidak mungkin dapat meneladaninya? Rasanya tidaklah demikian. Karena bila hal itu benar, maka mustahil Allah Yang Maha Bijaksana menyuruh kita untuk meneladaninya [ Al-Ahzab (33):21, Al-A'raaf (7):158 ].

Orang yang meragukan kemampuan dirinya untuk dapat meneladani sikap hidup Muhammad saw, boleh jadi karena ia mempunyai persepsi bahwa Muhammad itu adalah orang yang memang diciptakan Allah sebagai orang suci, yang tentu saja dengan demikian tidak mungkin ia berbuat kesalahan. Rasanya persepsi demikian tidaklah sepenuhnya benar. Karena bila Muhammad diciptakan dari sananya suci, bebas dari dosa, lalu kenapa ia diuji Allah juga? Bukankah berarti Allah menguji yang sia-sia saja? 

Dari keterangan-keterangan yang terdapat dalam Al-Quran, nampaknya menyiratkan bahwa Muhammad itu adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Hanya bedanya dengan kita, disamping beliau menerima wahyu, juga beliau bila melakukan kesalahan langsung ditegur oleh Allah. Simaklah peristiwa-peristiwa berikut: 

(1) Suatu ketika nabi Muhammad saw. sedang berkumpul bersama pemuka-pemuka musyrik di Makkah untuk menjelaskan ajaran Islam kepada mereka. Tiba-tiba dalam pertemuan itu masuk seorang buta, yaitu Abdullah bin Ummi Maktum, sambil bersuara keras, "Muhammad, Muhammad, ajarkanlah aku sebagian yang diajarkan Tuhan kepadamu!" Melihat ini nabi Muhammad saw. tidak senang. Beliau berpaling tidak menghiraukankedatangannya. Sikap ini langsung ditegur oleh Allah:  

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali dia ingin membersihkan diri (dari dosa) atau (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberikan manfaat baginya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada celaan atasmu bila dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk memperoleh pengajaran), sedangkan ia takut (kepada Allah) maka engkau mengabaikannya. Sekali-kali jangan (berbuat demikian), sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan adalah suatu peringatan, maka siapa yang menghen-daki tentulah ia memperhatikannya. 'Abasa (80):1-12 

(2) Ketika terjadi peperangan Uhud, puluhan sahabat Nabi gugur, dan Nabi sendiri terluka sehingga giginya patah dan wajah belíau berlumuran darah. Konon Nabi lalu bermohon agar Tuhan mengutuk mereka. Hal ini ditegur keras oleh Allah: 

Tidak ada sedikit pun kewenanganmu dalam urusan mereka! Allah mengampuni mereka atau menyiksa mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berlaku aniaya Ali'Imran (3):128 

(3) Dalam peperangan Badar, Nabi membicarakan tentang sikap yang harus diambil menghadapi para tawanan perang. Umar bin Khatab mengusulkan agar mereka dibunuh, tetapi Abu Bakar mengusulkan agar mereka dimaafkan atau dibebaskan dengan tebusan. Nabi memilih usul ini. Namun Tuhan menegur beliau:

Tidak wajar bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta duniawi sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untuk kamu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar, karena tebusan yang kamu ambil. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. Al-Anfal (8):67-69 

(4)  Suatu ketika ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada nabi Muhammad saw. tentang roh, kisah penghuni gua, dan kisah Dzulqarnain. Lalu beliau menjawab, "Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan." Dan beliau tidak mengucapka insya Allah (jika Allah menghendaki). Tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan nabi tak dapat menjawabnya. Maka turunlah ayat di bawah ini sebagai pelajaran kepada Nabi:  

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu :"Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah." Al-Kahfi (18):23-24 

Disamping kejadian-kejadian yang disebutkan di atas, pertimbangkan juga peristiwa-peristiwa lainnya yang dialami oleh Muhammad, seperti misalnya : beliau pernah mengharamkan madu tetapi kemudian Allah menegurnya sehingga madu tetap halal bagi kita, strategi perang Khandak, kisah sandal baru, kisah cincin emas, pemberitahuan / tanda waktu shalat ( azan ), dan bertobat 100 kali dalam sehari-semalam.

Apa yang dipaparkan di atas tidaklah dimaksudkan untuk menyoroti teguran-teguran Allah kepada Muhammad, tetapi hanya sebatas ingin memberikan gambaran yang jelas bahwa Muham-mad itu adalah seorang manusia juga seperti kita, beliau bukan malaikat. Muhammad bukan pula orang yang memang dari sananya didesain sebagai orang suci, namun kesuciannya diperoleh dengan perjuangan yang sungguh-sungguh melawan nafsu / setan yang menggodanya. Beliau memang tidak pernah melakukan kesalahan dalam menyampaikan Al-Qur'an, dan hal ini terjadi semata-mata karena kehendak Allah belaka [Al A'laa  (87):6, "Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa." ].

Dengan memahami uraian di atas, maka tidak ada alasan bagi kita untuk merasa tidak mampu mengikuti / meneladani perilaku Muhammad Rasulullah saw. Masalahnya adalah bersungguh sungguh atau tidak kita dalam perjuangan memerangi nafsu / setan itu!. Allahumma sholli ala Muhammad ...


Alumni Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung - Blogger, Designer, Writer and Copy Creator.

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.
 
Membelai Jiwa

Ads by Google Pasang Iklan Klik Disini
Daftar Baca :
Sαƙʅαɾ Jιɯα - ⓢⓤⓑⓐⓡⓓⓘ.ⓒⓞⓜ Developed by Jago Desain