Download Aplikasi SantriLampung.
You may want to read this post:
You may want to read this post:

Setiap Manusia Mampu Melihat Allah



Menurut Syekh Ahmad bin Muhammad Ataillah, semua manusia mampu "melihat" Allah. Hal ini disebabkan karena memang manusia sudah dikaruniai Allah dengan basirah (mata hati), yaitu penglihatan hati nurani yang mampu menembus hijab kegelapan antara hamba dengan Tuhannya. Tidak ada seorang pun yang mampu menghalangi apalagi menutup basirah yang telah dikaruniakan Allah kepada setiap hamba-Nya itu. Adapun bila kenyataannya hamba itu belum dapat "melihat' Allah dengan hasirah nya, hal ini disebabkan karena hati si hamba itu tertutup oleh hijab hitam pekat yang mengakibatkan basirah nya itu terhalang tidak mampu melihat Tuhannya. Bila demikian halnya, maka diperlukan kekuatan yang mampu menyingkap tabir hijab tersebut. Kekuatan ini tidak lain adalah kekuatan rohani si hamba sendiri. Bila ia tidak berjuang keras berusaha untuk menyingkap tabir hitam ini dengan bertobat dan menyucikan hatinya tunduk patuh hanya pada Allah, maka basirah nya selamanya akan buta.


Rusaknya hati yang menyebabkan tertutupnya basirah (mata hati) seseorang dikarenakan ia taat pada hawa nafsunya; seperti misalnya suka menonjolkan diri, mengecilkan orang lain, ujub, riya, dengki, menggunjing, tergila-gila dengan kekuasaan dan harta, khawatir jatuh sengsara dan susah, suka menjilat pada penguasa, menjauhi orang miskin, bakhil (kikir), panjang angan angan, tamak, hilang malunya, berdada sempit dan perbuatan perbuatan zalim lainnya. Allah menyiratkan hal ini dalam firman-Nya pada surat A-Jaatsiyah ayat 23, "Apakah kamu tidak melihat orang yang menempatkan hawa nafsunya sebagai Tuhan sesembahannya." 


Adapun cara memelihara hati agar basirah nya itu dapat melihat adalah dengan keyakinan yang terbentuk dari iman dan ilmu. Para ahli hikmah mengibaratkan hati itu adalah sebagai pang lima dari suatu kerajaan yang akan menghalau setiap musuh yang datang menyerang kerajaannya. Keberhasilan sang pang lima tentu sangat tergantung pada kecanggihan persenjataan yang digunakan. Persenjataan dimaksud adalah iman dan ilmu, sedangkan kecanggihannya menggambarkan tingkat keyakinan yang terbentuk (ilmul yaqin, ainul yaqin atau yang tertinggi haqqul yaqin). 


Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Al-Hadiid (57):28 

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). A-Israa' (17):72 


Seorang ahli hikmah berkata : 

"Telitilah hatimu dalam 3 perkara : ketika membaca Al-Qur'an, berzikir, dan shalat. Jika dalam saat-saat tersebut tidak dapat khusuk, maka mohonlah kepada Allah agar dirimu diberi "hati." Sebab ketika dirimu tidak mencapai kekhusuan, sebenarnya engkau sedang tidak berhati!" 



Catatan: Kenalilah Allah dari ciptaan-Nya! 

Untuk mengenal Allah, janganlah kita membayangkan wujudnya, tapi renungkanlah hasil-hasil ciptaan-Nya. Dari penelusuran kehebatan-kehebatan ciptaan-Nya, kita akan dapat merasakan kehadiran Allah. 

Dalam hadits Qudsi riwayat Al-Hakim, Allah berfirman kepada Musa : "Hai Musa! Engkau sekali-kali tidak dapat melihat-Ku. Sungguh makhluk hidup pasti mati melihat-Ku, yang kering pasti mengering kering kerontang; yang basah past bertaburan. Yang dapat melihat-Ku hanyalah para penghuni surga yang tidak akan mati pandangannya dan tidak akan hancur binasa tubuhnya."

Alumni Universitas Islam Negeri Lampung.
You may want to read this post:
You may want to read this post: