Bacalah! - Sahabat SaklarJiwa subardi.com yang budiman; Terdapat banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an yang menyuruh kita membaca alam raya ini dan memikirkan kejadian kejadian yang ada sekitar kita. Inti dari semua ini adalah Tuhan menyuruh kita untuk belajar melihat apa yang tersirat, jangan hanya puas dengan yang tersurat saja. Kerugian yang dialami oleh orang yang tidak bisa membaca yang tersirat, mungkin dapat direnungkan dari pengalaman yang dialami oleh seekor burung gereja berikut ini.
Ada seekor burung gereja yang sedang terbang di musim salju. Karena mengalami kedinginan yang amat sangat, sayapnya membeku sehingga tidak bisa dikepakkannya lagi. Ia pun jatuh di sebuah tanah lapang. Setelah beberapa lama terbaring kedinginan, maka tiba-tiba lewat seekor sapi yang tanpa sengaja membuang kotorannya tepat menimpa badannya. Kontan sumpah serapah pun segera meluncur keluar dari mulut mungilnya!
Rupanya tanpa disadari oleh burung gereja itu, hangatnya kotoran sapi yang menimpanya itu lambat laun membuat suhu tubuhnya berangsur normal. Ketika ia sedang bersiap-siap akan terbang kembali, tiba-tiba munculah seekor kucing. Keruan saja burung gereja ini panik dan ingin secepatnya terbang menghindar. Tetapi sayangnya ternyata ia belum mampu, karena sayapnya rupanya masih agak membeku. la pun dengan ketakutan yang amat sangat terpaksa pasrah saja menerima nasib. Namun di luar dugaannya kucing yang biasanya tidak pernah ramah terhadap burung gereja, kali ini bersifat sangat simpatik. la sama sekali tidak mengganggunya, bahkan menjilat jilati badannya seolah-olah ingin membersihkan sisa-sisa kotoran sapi yang melekat pada bulu-bulunya. Sehingga akhirnya bersihlah seluruh badan burung gereja itu.
Hangatnya kotoran sapi serta jilatan kucing itu rupanya mampu memulihkan kondisi burung gereja itu untuk dapat terbang kembali. Namun walaupun demikian burung gereja ini ternyata belum mau terbang. Rupanya ia menikmati jilatan kucing itu sebagai perlakuan yang memanjakannya. Maka ia pun membiarkan dirinya tetap terbaring sambil berpura-pura masih Kedinginan, dengan harapan semoga kucing itu akan menjilatinya lagi.
Tetapi apa yang terjadi? Melihat badan burung gereja itu sudah bersih, maka kucing itu pun dengan ganasnya menerkam burung gereja yang bodoh itu.
Burung gereja di atas melambangkan perumpamaan orang yang hanya pandai melihat yang tersurat saja. Baginya sesuatu yang tidak menyenangkannya selalu dianggapnya buruk, dan kejadian yang menyenangkannya dianggap pasti baiknya. Orang yang mempunyai sikap seperti ini jelas berlawanan dengan firman Allah pada surat Al-Bagarah ayat 216.
ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Boleh jadi kamu membenci l sesuatu, padahal ia amat baik bagimu; đan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui"
Boleh jadi kita belum yakin sepenuhnya dengan firman Allah ini, tetapi yang pasti burung gereja itu sudah membuktikannya! Dan bila kita tetap terpana dengan yang tersurat saja, bukan tidak mungkin kita akan segera bertemu dengan nasib yang di alami burung gereja itu!
وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Dan orang-orang itu berkata, seandainya kami mau mendengarkan (nasihat agama) dan kami menggunakan akal-akal kami, pasti kami tidak menjadi penghuni neraka Sair (Al-Mulk (67):10).
Secara sederhana, hasanah singkat di atas memberikan nasihat kepada kita "agar menggunakan akal sehat selagi nyawa masih memfungsikannya dengan baik". Sebab jika nyawa sudah tiada akal sehat kehilangan fungsinya maka semuanya menjadi terlambat.