Dasar Pemahaman atas Taqdir
Sahabat SaklarJiwa yang dirahmati Allah; Sebagian mungkin pernah membaca macam-macam Takdir diberanda SantriLampung, seperti Takdir 'aam, khoss, mu'alaq, mubram dll. Nah disini pada kesempatan ini kita akan membahas dasar pemahaman atas takdir.
Sahabat; "Akal yang dipandu oleh Nuansa ilahiyah akan melihat setiap ajaran yang dibawa Rasulullah sebagai suatu kebenaran yang cocok dengan Akal dan Hikmah Kebijaksanaan."
Pemahaman akan konsepsi takdir tidak mungkin bila hanya mengandalkan akal dan hati saja. Hal ini disebabkan karena memang manusia menurut Al-Qur'an mempunyai kelemahan kelemahan yang antara lain sebagai berikut:
- Manusia tidak dapat menembus dimensi ruang dan waktu : ia tidak tahu dimana dan kapan akan mati, ia pun tidak tahu kejadian yang akan terjadi besok
- Kebanyakan manusia tidak mengetahui (Hakikat), yang mereka ketahui hanyalah fenomena kehidupan duniawi dan fenomena alami.
- Manusia hanya diberi pengetahuan sedikit sekali mengenai roh/ruh.
- Manusia tidak dapat menentukan hasil, yang bisa dilakukannya adalah hanya ikhtiar.
Padahal kemampuan di atas sangat diperlukan untuk memahami konsepsi takdir. Apakah dengan demikian berarti manusia tidak akan mungkin memahami konsepsi takdir? Tidak perlu khawatir. Karena Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang telah mengkompensasi kelemahan manusia ini dengan menurunkan Al Qur'an sebagai pedoman. Dengan demikian jelaslah, pemahaman takdir tanpa membawa Al-Qur'an akan sia-sia belaka.
Bacananti : Taqdir dan Hak Manusia atas Syurga
Persepsi dasar atas pemahaman takdir
- Al-Qur'an itu adalah merupakan pedoman hidup yang memberikan pelajaran atau motivasi agar manusia dapat hidup bahagia,
- Ayat Al-Qur'an harus diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat,
- Al-Qur'an itu harus diperlakukan secara terpadu, artinya dalam menafsirkan suatu ayat kita harus juga membawa 6.236 ayat lainnya,
- Ayat-ayat dalam Al-Quran tidak mungkin ada yang bertentangan antara satu dengan lainnya, Allah tidak akan pernah ingkar janji, apa yang sudah di firmankan-Nya dalam Al-Qur'an tidak mungkin akan dilanggar-Nya.