Walaupun keutamaan bertafakur sudah demikian jelasnya, dan
ancaman bagi yang tidak mau melakukannya sudah amat tegasnya, tetapi mengapa sedikit sekali orang yang mau bertafakur?
Hal ini penyebabnya tidak lain karena mereka membiarkan
pikiran dan hatinya dibelenggu oleh kentalnya masalah keduniawian. Ketika hati seseorang dipenuhi oleh khayalan, impian-impian mustahil, senda gurau yang tidak berguna serta pengetahuan yang tidak bermanfaat, maka hidayah akan menjauh
darinya. Dengan demikian, selama orang tidak mau memangkas
hal-hal yang dapat merusak keseimbangan antara urusan dunia
dan akhirat dihatinya, maka selama itu pula ia akan lalai untuk
bertafakur. Itulah mungkin sebabnya Lugman Al-Hakim memberikan nasihat kepada anaknya, "Janganlah engkau memasuki dunia
yang dapat membahayakan akhiratmu!"
Menonton film serial di televisi boleh jadi masuk dalam kategori
yang harus dihindarkan bila ternyata yang disajikan dalam film itu
merasuk jauh ke dalam hati / pikiran. Begitu juga mendengarkan
musik yang membuat hati menjadi terlena harus ditinggalkan.
Karena secara tidak disadari ini akan mengubur potensi hati
untuk bertafakur.
Bagaimana dan Apa yang harus ditafakuri?
Sesungguhnya buah dari tafakur adalah keyakinan-keyakinan ilahiyyah yang akan memudahkan kita dalam pengendalian diri
agar dapat selalu taat pada keinginan Allah dan Rasul-Nya. Oleh
karena itu banyak obyek yang dapat ditafakuri, antara lain:
{1} Bertafakur mengenai tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah; akan lahir darinya rasa tawadhu (rendah hati) dan
rasa takzim akan keagungan Allah,
{2} Bertafakur mengenai kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah
berikan; akan lahir darinya rasa cinta dan syukur kepada
Allah,
{3} Bertafakur tentang janji-janji Allah; akan lahir darinya rasa
cinta kepada akhirat,
{4} Bertafakur tentang ancaman Allah; akan lahir darinya rasa takut kepada Allah,
{5} Bertafakur tentang sejauh mana ketaatan kita kepada Allah
sementara Allah selalu mencurahkan karunianya kepada kita, dari tafakur ini akan lahir darinya kegairahan atau semangat dalam beribadah.