Di antara banyak sahabat Nabi Muhammad SAW, terdapat seorang pemuda yang dikenal sebagai Abdullah ibn Abbas. Ia merupakan sepupu Nabi, anak dari Abbas bin Abdul Muthalib. Abdullah Ibn Abbas lahir di Mekkah dan sejak kecil menunjukkan kecerdasan dan ketajaman akalnya. Ia tidak hanya dikenal sebagai seorang yang berilmu, tetapi juga sebagai seorang yang memiliki semangat luar biasa dalam menuntut ilmu.
Abdullah tumbuh di tengah-tengah masyarakat yang belum mengenal banyak tentang ajaran Islam. Namun, saat Rasulullah SAW mulai menyampaikan wahyu dan mengajarkan Islam, Abdullah langsung tertarik dengan ajaran-Nya. Ia selalu berusaha mendekat kepada Nabi, mendengarkan setiap sabda-Nya, dan mencatat pelajaran yang diperolehnya.
Suatu ketika, Abdullah melihat Nabi SAW sedang berbincang dengan sejumlah sahabat. Ia merasa terinspirasi untuk bergabung. Meskipun usianya masih muda, Abdullah berani bertanya kepada Nabi tentang berbagai hal yang di dalam Islam. Ia ingin memahami setiap ajaran dan konsep dengan seksama. Nabi SAW merasa kagum dengan ketekunan dan kecerdasan Abdullah, lalu mengajarinya banyak hal, mulai dari tafsir Al-Qur'an hingga hukum-hukum Islam.
Dengan semangat yang tak terbendung, Abdullah ibn Abbas sering kali mencari kesempatan untuk belajar, bahkan ketika nabi tidak berada di dekatnya. Ia bertanya kepada sahabat-sahabat Nabi tentang berbagai peristiwa dan wahyu. Tidak jarang, ia meluangkan waktu untuk menjelajahi kota-kota lain demi menimba ilmu dari para ulama.
Keberhasilan belajar Abdullah menunjukkan hasilnya ketika ia menjadi seorang mufassir (ahli tafsir) terkenal. Abdullah seringkali mengajarkan ilmu yang diperolehnya kepada umat Islam. Ia dikenal sebagai "Raja para Mufassir" karena kemampuannya yang luar biasa dalam memahami Al-Qur'an. Tak jarang, sahabat-sahabat lainnya datang kepadanya untuk meminta penjelasan tentang ayat-ayat yang mereka tidak pahami.
Suatu ketika, Abdullah Ibn Abbas diundang untuk memberikan ceramah di hadapan khalayak. Dalam ceramahnya, ia mengatakan, "Ilmu adalah cahaya yang memandu kita dalam kehidupan. Kita tidak boleh merasa puas dengan pengetahuan yang kita miliki. Teruslah belajar, karena dengan ilmu kita bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, serta membuat keputusan yang bijak."
Pernyataan tersebut menjadi motivasi bagi banyak orang. Abdullah mengajak umat Islam untuk tidak hanya beriman, tetapi juga mencari pengetahuan dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menjadi contoh bagaimana seorang Muslim harus mencintai ilmu pengetahuan, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan umat.
Kepiawaian Abdullah Ibn Abbas dalam menafsirkan Al-Qur'an dan mengajarkan ilmu menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia memberikan sumbangsih besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikutnya.
Di akhir hayatnya, Abdullah Ibn Abbas meninggal di usia yang relatif muda, namun warisannya terus hidup. Banyak orang yang mencintainya dan terus merujuk kepada ajarannya. Cerita tentang Abdullah Ibn Abbas mengajarkan kita betapa pentingnya untuk terus belajar dan menuntut ilmu, dan bahwa kecerdasan sejati terletak pada penerapan ilmu untuk kebaikan umat manusia. Sebagai umat Islam, kita diajak untuk meneladani semangatnya dalam mencari ilmu, agar dapat menjadi individu yang berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat.
Wallahu A'lam Bissowab