Download Aplikasi SantriLampung.

You may want to read this post:

Kesunahan Sebelum Sujud menurut Madzhab Imam Syafi'i

Dalam melakukan sholat, Ketika turun akan melakukan sujud di sunahkan kedua lutut terlebih dahulu kemudian baru kedua tangan.

Imam An nawawi berkata:

مَذْهَبُنَا اَنَّهُ يُسْتَحَبُّ اَنْ يُقَدِّمَ فِى السُّجُوْدِ الرُّكْبَتَيْنِ ثُمَّ الْيَدَيْنِ ثُمَّ الْجِبْهَةَ وَالْاَنْفَ. قَالَ التِّرْمِذِى وَالخَطَابِى: وَبِهَذَا قَالَ اَكْثَرُ الْعُلَمَاءُ وَحَكَاهُ اَيْضًا القَضِى اَبُوْ الطَّيِّبِ عَنْ عَامَّةِ الْفُقَهَاءِ

Artinya: “Dalam madzhab kami (Syafi;i) di sunahkan ketika hendak sujud mendahulukan kedua lutut kemudian terus kedua tangan, kemudian kening dan hidung. Imam Attirmidzi dan al khotobiy berkata: “Cara seperti ini adalah yang di katakana oleh mayoritas ulama, dan di hikayatkan juga oleh Alqodhi Abu thoyyib bahwa cara ini dari mayoritas ulama fuqoha”. (Majmu’ juz: 3 hal: 395).

Apabila meletakan tangan dahulu kemudian kedua lututnya maka hal ini sudah mencukupi (tidak membatalkan), namun ia telah meninggalkan sunah hai ah nya sholat. Kalau dalam Fathul jawad oleh Ibnu hajar al haitami, dalam I’anatuttholibin cara seperti ini di hukumi makruh.

Berbeda dengan madzhab malikiyah mereka berpendapat meletakan kedua lutut kemudian kedua tangan.

Dalam Muhadzab oleh Assyeih Abi ishaq Ibrahim bin ali

فَاِنْ وَضَعَ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ اَجْزَأَهُ لِاَنَّهُ تَرَكَ هَيْئَةً (المهذّب جزء:۱ ص:۷٦ )

Artinya:”Jika meletakan kedua tangan dahulu sebelum kedua lutut maka sudah mencukupi, karena sesungguhnya ia hanya meninggalkan Sunah hai ah” (Al Muhadzab juz: 1 hal: 76).

I’anatuttholibin oleh Al alamah abi bakar bin sayid muhamad syataha

وَيُكْرَهُ مُخَالَفَةُ التَّرْتِيْبِ الْمَذْكُوْرِ اَيْ مِنْ وَضْعِ الرُّكْبَتَيْنِ ثُمَّ الْكَفَّيْنِ ثُمَّ الْجِبْهَةِ وَالْاَنْفِ. وَخَالَفَ الْمَالِكِيَّةُ فِى الْاَوَّلَيْنِ فَقَالُوْا يَضَعُ يَدَيْهِ اَوَّلاً ثُمَّ رُكْبَتَيْهِ (اعانة الطالبين جزء:۱ ص:۱۹۳ )

Artinya:”Makruh hukumnya bila tidak tertib seperti yang telah di sebut- kan maksudnya meletakan kedua lutut kemudian kedua telapak tangan terus kening dan hidung. Berbeda dengan madzhab malikiyah mereka berpendapat Meletakan tangan dahulu kemudian baru kedua lutut”. (I’anatuttholibin juz:1 hal: 193).

Adapun yang menjadi dasar adalah hadits berikut ini

عَنْ وَائِلِ بْنِ حَجَرٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وِسَلَّمَ اِذَا سَجَدَ وَضَعَ رُكْبَتَيْهِ قَبْلَ يَدَيْهِ وَاِذَا نَهَضَ رَفَعَ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ

Artinya: Dari Wa il bin hajarin berkata: “Aku melihat Rosululloh Saw. ketika sujud meletakan kedua lututnya sebelum kedua tanganya, dan ketika beliau bangkit mengangkat kedua tangan sebelum kedua lututnya”. (Hr. Abu daud no: 838, Attirmidzi no: 268, Ibnu Majah no: 882, An nasa i juz:2 hal:206).

Hadits di atas di riwayatkan dan di shohihkan oleh Imam Ibnu hiban no: 1912, Ibnu huzaimah no:626, Imam hakim dalam shohihnya juz: 1 hal:226, Imam Adz dzahabi menyetujuinya, dan Imam Attirrmidzi menilainya sebagai hadits Hasan. (dalam Al ihsan fi taqrib shohih Ibnu hiban juz: 5 hal: 238).

Dalam majmu’ syarah muhadzab imam An nawawi berkata:

Hadits di atas di riwayatkan oleh Abu daud, Attirmidzi, Annasa’I, dan yang lainya. Imam Attirmidzi berkata: “Hadits hasan”.

وَقَالَ الخطابى : هُوَ اَثْبَتُ مِنْ حَدِيْثِ تَقْدِيْمِ الْيَدَيْنِ وَهُوَ اَرْفَقُ بِالْمُصَلِّى وَاَحْسَنُ فِى الشَّكْلِ

Artinya:”Al khuthobi berkata:”Hadits yang menerangkan lutut dahulu kemudian kedua tangan itu lebih kuat di bandingkan hadits men- dahulukan kedua tangan. Dan cara mendahulukan kedua lutut itu lebih lemah lembut bagi orang sholat dan lebih bagus cara dan bentuknya”. (Majmu’ juz: 3 hal: 395).

Hadits meletakan tangan sebelum kedua 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَا سَجَدَ اَحَدُكُمْ فَلاَ يَبْرُكْ كَمَا يَبْرَكُ الْبَعِيْرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِArtinya:Dari Abi huroiroh ra. Rosululloh Saw. Berkata:”Apabila salah sorang kalian (turun) sujud maka janganlah seperti duduknya onta, letakanlah kedua tangan sebelum meletakan kedua lutut”.

(Hr. Abu daud no:841, Attirmidzi no: 269, Annasa i juz: 2 hal: 207).


Kitab Subulussalam oleh Assayid Muhammad bin Ismail

وَقَلَ النَّواوِى: لاَيَظْهَرُ تَرْجِيْحُ اَحَدِ الْمَذْهَبَيْنِ عَلَى الْاَخَرِ, لَكِن اَهْلَ هَذَا الْمَذْهَبِ رَجَحُوا حَدِيْثُ وَائِلٍ, وَقَلُوْا فِي حَدِيْثِ اَبِى هُرَيْرَةَ اِنَّهُ مُضْطَرِبٌ اِذْ قَدْ رَوَى عَنْهُ الْاَمْرَانِ... فَاِنَّ الْمَعْرُوْفَ مِنْ بُرُوْكِ الْبَعِيْرِ هُوَ تَقْدِيْمِ الْيَدَيْنِ عَلَى الرِّجْلَيْنِ, وَقَدْ ثَبَتَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الاَمْرُ بِمُخَالَفَةِ سَائِرِ الْحَيَوَانَاتِ فِى هَيْئَاتِ الصَّلاَةِ ( سبل السلام شرح بلوغ المرام جزء:۱ ص:۱٨٨ )

Artinya: Imam An nawawi berkata:”Tidak zhahir pengunggulan satu madzhab atas madzhab yang lain dari dua madzhab, tetapi dalam madzhab (Syafi’i) lebih mengunggulkan hadits W ail ra. di atas. Dan mereka mengatakan:”sesungguhnya dalam hadits Abu huroiroh ra.itu Mudhtorib (kekacauan), karena telah di riwayatkan darinya dua perkara yang bertentangan, (di awal hadits melarang seperti onta, dan di ahir hadits turun seperti onta). Sesungguhnya telah di ketahui, onta itu mendahulukan kedua tangan atas kedua kakinya. sungguh telah tetap perintah dari nabi Saw. Agar menyelisihi semua hewan dalam tingkah sedang sholat”.(Subulussalam juz: 1 hal: 188).

Santri Lampung
Sαƙʅαɾ Jιɯα - ⓢⓤⓑⓐⓡⓓⓘ.ⓒⓞⓜ Developed by Jago Desain