Assalamu'alaikum wr. wb.
Pembaca SaklarJiwa (subardi.com) yang dirahmati Allah, Jumpa lagi dengan saya masmuluk kali ini saya akan membahas tentang Tingkatan Kepribadian Manusia. Sebahagian mungkin sudah mengetahui, pernah dengar tapi lupa, atau belum pernah mendengar sama sekali tentang tingkat kepribadian manusia. yuuk kita baca lagi dan kita ulas bersama-sama agar lebih faham.
Abdul Fattah Rasyid Hamid, Ph.D., seorang psikolog Muslim lulusan St. Louis University USA, dalam bukunya "Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual" menyebutkan bahwa perjalanan setiap inpidu dalam menuju kesempurnaan kepribadiannya akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut :
Kepribadian tingkat pertama : An-Nafs Al-Amarah
Pada tingkat ini manusia condong kepada hasrat dan kenikmatan dunia. minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego. ditingkat ini sifat iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah dan sejenisnya, menjadi yang paling dominan.
Kepribadian tingkat kedua : An-Nafs Al-Lawwamah
Pada tingkatan ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subyek yang dukendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh tipu muslihat duniayag sementara ini.
Kepribadian tingkat ketiga : An-Nafs Al-Muhlima
Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. semangat taqwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya. ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. ia selalu dzikir dan mengikuti sunah Rosul.
Kepribadian tingkat keempat : An-Nafs Al-Qona'ah
Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimilikki oleh orang lain. ia sudah tidak ingin berlomba-lomba untuk menyamai orang lain. Ketinggalan status baginya bukan berarti keterblakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidak puasan atas segala sesuatu yang ditetapkan Allah menunjukan keserakahan dan ketidak matangan pribadi. pada tingkat ini, manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apa pun kecuali dengan kehendak Allah. Hanya Allah yang mengetahu yang terbaik dalam situasi apa pun.
Kepribadian tingkat kelima : An-Nafs Al-Mut'mainnah
Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah swt. ia tidak ingin memperoleh pengakuan dari masyarakat atau pun tentang tujuannya. Jiwanya telah tenang terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantab bahwa segala sesuatu akan kembali pada Allah. ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.
Kepribadian tingkat keenam : An-Nafs Al-Rodiyah
Ini adalah tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena Allah ridho padanya. Ia selalu mawaspadai akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa Islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman Allah : ........"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu"........... ia patuh kepada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terima kasih.
Kepribadian tingkat ketujuh : An-Nafs Al-Kamilah
Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-insan al-kamil). kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah. "selubung diri"-nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Ilahi. Nabi Muhammad saw. adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia. "Sifat ketujuh ini adalah sifat yang disandang oleh para nabi dan Rosul yang haq kebenarannya" Wallahu a'lam bissowab...
Semoga bermanfaat... Wassalamu'alaikum wr.wb.