Sebagaimana diketahui, bahwa materi atau harta itu adalah hanya sarana untuk kelancaran pelaksanaan taqwa. Makin banyak harta yang dimiliki, maka mestinya tingkat ketaqwaan pun harus menjadi semakin lebih tinggi.
Sudah terbukti bahwa kebahagiaan itu tidak semata-mata terletak pada harta, tetapi yang pasti, kebahagiaan itu terletak pada keikhlasan hati.
Cinta pada harta (yaitu sebagai kebalikkan dari sifat "zuhud") adalah sesuatu yang keliru. Cinta pada harta dapat membuat manusia terlena atau pun tersiksa, sehingga tidak dapat menghayati dengan sebenar-benarnya akan tujuan hidupnya di dunia ini. Cinta pada harta akan menghalangi mencapai kematian khusnul khatimah yang dicita-citakan oleh seluruh umat Muslim.
لَن تَنَالُوا۟ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا۟ مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِن شَىْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai Pada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Ali-Imran (3):92
Banyak sekali dampak negatifnya dari sifat cinta pada harta, yaitu antara lain : mengerem zakat atau sedekah, menipiskan Ingatan kepada Allah, mudah 'dikerjai/diperbudak' nafsu, memandang rendah kepada orang lain (kibr), lupa akan mati, panjang angan-angan dunia, dan lain sebagainya.
Salman Al Farisi, seorang sahabat Rasulullah yang terkenal mengatakan:
"Sesungguhnya seorang hamba Alah, jika zuhud terhadap dunia, bersinarlah hatinya dengan hikmah, dan anggota tubuhnya tolong-menolong untuk mengerjakan ibadah"
Rasa cinta pada harta tidak dapat dihilangkan dengan seketika, tetapi harus melalui suatu proses latihan yang lama dan konsisten. Zakat dan sedekah adalah salah satu metoda yang ampuh untuk melatih mengerem rasa cinta pada harta. Karena itu, kita umat Islam wajib bersyukur karena Allah mewajibkan kita untuk mengeluarkan zakat.
Dalam hadits Qudsi dikatakan :
"Setiap perbuatan Bani Adam adalah untuknya, kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan membalasnya."
Namun perlu disadari, agar zakat dan sedekah yang kita keluarkan itu tidak kehilangan maknanya di sisi Allah, lakukanlah dengan kesadaran semata-mata hanya karena taat pada perintah-Nya belaka ("lilahi ta'ala"). Ini tidak mudah, karena sudah menjadi sifat dasar manusia bahwa ia senang menerima pujian. Yusuf bin Al Husain Ar Razi berkata
"Sesungguhnya yang amat berharga di dunia ini ialah ikhlas. Berapa kali aku bersungguh-sungguh untuk menghilangkan riya' dal dalam hatiku, tiba-tiba ia tumbuh dengan corak lain."
Disamping sedekah merupakan suatu metoda untuk melepaskan diri dari rasa kebergantungan pada harta, sudah terbukti pula bahwa sedekah itu akan mendekatkan orang kepada Allah. Rasululllah saw bersabda, "Orang yang dermawan dekat dengen Allah, dekat dengan manusia, dan dekat dengan surga."
Pada riwayat lain, Rosulullah berpesan kepada istrinya "Wahai Aisyah, dekatilah orang orang miskin, cintai mereka, niscaya Allah akan dekat dengan kamu".
Quote : "Zuhud kepada dunia, memberi istirahat kepada hati dan tubuh; kerakusan pada dunia, memberikan keletihan pada hati dan badan."