Pertama : Setiap akan meninggalkan rumah, mengheningkan cipta (berdoa) sejenak untuk :
Bertekad dengan segenap kesungguhan hati akan mengontrol nafsu dan akan bertindak sesuai dengan "aturan
main" Allah, baik pada jalur hablum minallah maupun pada
jalur hablum minannas,
Menyadari (mengantisipasi) bahwa sepanjang hari ini akan
menghadapi ujian-ujan Allah, seperti misalnya : bergunjing, berprasangka buruk, dengki, malas shalat, atau pun
diperlakukan zalim.
Jadikanlah ujian-ujian Allah sebagai peuang peluang
untuk memperoleh pahala!
Kedua : Setiap selesai shalat Isya, mengevaluasi perilaku atau perbu
atan yang telah dijalani, mulai dari pagi sampai dengan sore
hari. Akuilah kegagalan-kegagalan dalam mengatasi ujjan
Allah sepanjang hari ini, kemudian tekadkan niat bahwa be
sok akan tampil lebih baik lagi.
Jadikanlah hari esok sebagai kesempatan yang điberikan
Allah untuk memperbaiki diri.
Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok.
Al-Hasyr (59):18
Ketiga : Setiap minggu (minimal), sediakan waktu untuk merenung
seolah-olah kematian diri kita akan segera datang, kemudian
bayangkanlah konsekuensi yang akan dihadapi di alam kubur
nanti.
Ingatlah bahwa kematian itu adalah batas penentuan
kualitas kita di alam abadi nanti!
Umar bin Khatab ra. berkata, "Hitunglah dirimu sebelum dihitung dan tim
banglah diimu sebelum ditimbang!"
Keempat : Setiap melihat atau pun mendengar ada berita kematian, bayangkanlah seolah-olah itu dialami oleh diri kita sendiri. Begitu juga pada waktu ziarah kubur, rasakanlah seolah-olah kita
yang berada di dalamnya. Renungkan pula apa yang telah
diperbuat dan dicapai si ahli kubur semasa hidupnya. Apakah
semua itu akhirnya bermanfaat baginya? Mudah-mudahan
kesadaran hal ini akan menghantarkan kita pada keyakinan
bahwa ternyata sebaik-baik bekal itu adalah taqwa! Dan
ternyata pula mayoritas manusia di dunia ini tertipu. Mereka
terjebak mati-matian dalam mengumpulkan 'alat' (tools) untuk
mengumpulkan pahala, tetapi tidak pernah menggunakan alat
itu secara optimal.
Mereka mengejar-ngejar sesuatu yang
jelas-jelas berlari darinya, dan menghindar dari sesuatu yang
nyata-nyata menghampirinya. Pupuklah terus keyakinan akan
mati ini. Ingatlah, bahwa kuburan akan datang ke setiap
orang dengan kecepatan 60 menit per jam, tidak peduli
sekaya apa dia sekarang. Hidup adalah kesempatan, maka
jadikanlah ia sebagai persiapan.
Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan bekal perbaikan diri.