Download Aplikasi SantriLampung.
You may want to read this post:
You may want to read this post:

Bersyukur Ketika orang Membicarakan anda



Sahabat SaklarJiwa dimanapun berada; Salah satu penyakit masyarakat yang sudah menjalar dan sulit untuk dihilangkan adalah membicarakan kejelekan orang lain di belakang atau biasa yang disebut dengan ghibah. Penyakit ini tak hanya Pengertian Tauhid Hakimiyah dan Mulkiyah adalah, Golongan muslimin yang dirahmati Allah. Kerapkali dalam buku-buku tauhid kita temukan istilah-istilah tauhid dan pembagiannya. Serta yang seringkali lagi kita dengar ungkapan beberapa orang bahwasanya mereka juga mendakwahkan tauhid serta memprioritaskannya. Walau demikian sebenarnya, mereka malah sibuk dengan beberapa masalah selainnya.


Oleh karenanya, sudah seharusnya untuk umat Islam untuk membedakan pada pengertian serta pembagian tauhid yang benar dengan pengertian serta pembagian tauhid yg tidak benar atau menyimpang. Tauhid sebagaimana diterangkan beberapa ulama yaitu mengesakan Allah dalam perkara-perkara sebagai kekhususan-Nya. Kekhususan Allah itu terdiri jadi tiga sisi : rububiyah, uluhiyah, serta asma’ wa shifat. Oleh karenanya tauhid juga terdiri ke dalam tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, serta tauhid asma’ wa shifat.


1. Tauhid rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-perbuatan-Nya, seperti mencipta, menguasai, serta mengatur alam semesta. Kita yakini bahwasanya Allah hanya satu pencipta, penguasa serta pengatur alam semesta. Tauhid sejenis ini sudah tertanam dalam fitrah manusia serta diakui oleh orang kafir sekali juga. Oleh karenanya type tauhid ini belum dapat memasukkan pemiliknya ke dalam Islam.


2. Tauhid uluhiyah disebut juga tauhid ibadah yaitu mengesakan Allah dalam hal beribadah. Yakni seseorang hamba tak menujukan beribadah terkecuali kepadaNya. Semua jenis beribadah cuma bisa ditujukan kepada-Nya, apakah itu shalat, sembelihan, doa, istighatsah, serta lain sebagainya. Tauhid inilah sebagai sebab utama perselisihan pada rasul dengan umatnya. Tauhid inilah sebagai kandungan utama kitab-kitab suci yang Allah turunkan serta misi utama dakwah beberapa rasul.


3. Tauhid asma’ wa shifat yaitu mengesakan Allah dalam nama serta sifat-sifat-Nya. Kita yakini bahwasanya Allah mempunyai nama serta sifat-sifat seperti yang diterangkan didalam al-Qur’an ataupun as-Sunnah. Kita harus menerimanya serta tidak menyanggahnya, tak menyelewengkan berarti, serta tak menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya.


Perihal Pembagian Tauhid Jadi Dua


Beberapa ulama yang lain membagi tauhid jadi dua, yaitu


1. Tauhid fil ma’rifah wal itsbat, dimaksud juga tauhid ilmi khabari


2. Tauhid fi thalab wal qashd, dimaksud juga tauhid iradi thalabi


maka hal semacam ini tidaklah bertentangan dengan pembagian diatas. Lantaran yang mereka maksud dengan tauhid ilmi khabari yaitu paduan pada tauhid rububiyah serta tauhid asma’ wa shifat. Adapun yang mereka maksud dengan tauhid iradi thalabi yaitu tauhid uluhiyah. Seperti hal semacam itu sudah diterangkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah didalam Fath al-Majid.


Arti Tauhid Hakimiyah serta Tauhid Mulkiyah


Adapun apa yang nampak terakhir di kelompok gerakan Islam dengan arti tauhid hakimiyah atau tauhid mulkiyah yaitu pembagian yg tidak di kenal oleh beberapa ulama. Yang mereka maksud dengan tauhid hakimiyah yakni keharusan untuk mentauhidkan Allah dalam hal penetapan hukum. Adapun yang mereka maksud dengan tauhid mulkiyah yaitu kepercayaan bahwasanya Allah hanya satu penguasa yang memiliki hak mengatur serta bikin syari’at untuk umat manusia, tak ada sekutu bagi-Nya dalam hal semacam itu. Ke-2 jenis tauhid ini sudah tercakup dalam beberapa jenis tauhid yang ada.


1. Tauhid hakimiyah pada hakikatnya sudah tercakup didalam tauhid uluhiyah. Lantaran mengambil keputusan hukum yaitu sisi dari beribadah (perbuatan hamba). Hingga mengesakan Allah dalam hal semacam ini juga terhitung didalam tauhid uluhiyah. Seperti wajibnya mengesakan Allah dalam hal doa, dalam menyembelih, serta lain sebagainya.


2. Tauhid mulkiyah, yakni kepercayaan Allah untuk hanya satu penguasa adalah sisi dari tauhid rububiyah (perbuatan Allah). Oleh karenanya tak perlu dikeluarkan dari tauhid rububiyah. Seperti kita tak keluarkan tauhid dalam hal penciptaan (khalqiyah) untuk tauhid sendiri. Oleh karenanya jadikan tauhid hakimiyah atau tauhid mulkiyah untuk type tauhid sendiri yang terpisah dari tiga type tauhid yang ada adalah aksi yg tidak dilandasi argumen ilmiah yang akurat.


Ditambah lagi, di ketahui dari praktik aplikasi arti ini oleh beberapa penyerunya, bahwasanya pemunculan arti baru ini yaitu dalam rencana memuluskan tercapainya maksud mereka dalam mengkafirkan beberapa penguasa negeri muslim serta menghasut rakyat untuk melawan serta memberontak pada mereka. Inilah syi’arnya golongan Khawarij di saat saat ini, seperti Khawarij tempo dahulu mendengungkan slogan ‘Tidak ada hukum terkecuali hukum Allah’ namun yang mereka maksudkan yaitu pengkafiran pada beberapa teman dekat Nabi! ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu menyikapi seruan mereka dengan menyampaikan, “Kalimat yang benar walau demikian ditujukan dengan kemauan yang salah”. kaum wanita, namun para pria pun sudah ikut terbawa. Terlebih dengan kemudahan mengakses media sosial saat ini.



Tentu orang yang dibicarakan atau dighibahi akan merasa kesal dan marah ketika mengetahui bahwa dirinya sedang dibicarakan keburukannya oleh orang lain. Namun janganlah langsung meluapkan emosi dahulu dan sebaiknya tenangkanlah hati. Justru bersyukurlah karena kamu akan memperoleh beberapa keuntungan berikut.




1. Bisa Dapatkan Pahala Tanpa Harus Beramal


Sudah diketahui bahwa membicarakan orang lain berarti sama dengan memberikan pahala kepada yang dibicarakan. Dengan begitu untuk kamu yang keburukannya sedang dibicarakan bisa dapat pahala tanpa harus beramal.




2. Kekurangan Saja Dibicarakan Oleh Orang Lain, Apalagi Jika Membuat Kebaikan


Seseorang yang membicarakan keburukan kamu berarti adalah orang yang perhatian dengan apa yang kamu lakukan. Jika keburukan saja mampu mereka bicarakan, apalagi jika kamu berbuat kebaikan. Karenanya lakukanlah kebaikan sebanyak mungkin.




3. Bisa Mengurangi Dosa


Ketika pahala orang yang mengghibah telah habis, maka selanjutnya justru dosa kamu yang akan dicabut dan diberikan kepada orang tersebut. Dengan demikian dosamu menjadi berkurang.




4. Ghibah Hanya Sebuah Kata-Kata Saja


Ghibah hanyalah sebuah kata-kata dan tidak akan berpengaruh terhadap kehidupanmu. Jadi tetaplah beramal baik dan jadilah diri sendiri.




5. Orang Yang Berghibah Hidupnya Lebih Sengsara


Janganlah kamu terus mengeluh karena dibicarakan keburukannya oleh orang lain. Justru merekalah yang hidupnya susah karena menghabiskan waktunya untuk memikirkan keburukan atau kesuksesanmu. Bahkan mereka tidak akan tidur nyenyak gara-gara mendengar kesuksesanmu.



Meski demikian janganlah berbangga dengan keburukan yang akan didapat oleh orang yang pengghibah dan akan lebih jika mendoakan agar mereka berhenti membicarakan keburukan.





Dalam sebuah hadist riwayat Muslim, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”


Para sahabat menjawab,


”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”


Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:


“Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. Muslim)


Alumni Universitas Islam Negeri Lampung.
You may want to read this post:
You may want to read this post: